'/> Cerita Fabel Dan Dongeng Hewan | Buaya Yang Tidak Tahu Balas Budi -->

Info Populer 2022

Cerita Fabel Dan Dongeng Hewan | Buaya Yang Tidak Tahu Balas Budi

Cerita Fabel Dan Dongeng Hewan | Buaya Yang Tidak Tahu Balas Budi
Cerita Fabel Dan Dongeng Hewan | Buaya Yang Tidak Tahu Balas Budi
 Cerita Fabel dan Dongeng Binatang Terbaru  Cerita Fabel dan Dongeng Binatang | Buaya yang Tidak Tahu Balas Budi

Cerita Fabel dan Dongeng Binatang Terbaru | Buaya yang Tidak Tahu Balas Budi - Hai sobat, apa kabar? semoga tiruananya baik-baik saja yaaa. Nah pada pertemuan kali ini admin akan memmemberikankan komplemen informasi ihwal kisah fabel. Mari simak ceritanya di bawah ini.

Cerita Fabel dan Dongeng Binatang

"Buaya yang Tidak Tahu Balas Budi"

Di tengah rerumputan yang lebat dan menyuburkan ada keluarga sapi, mereka gres mempunyai satu ujung anak yang gres beranjak remaja.

Pemandangan tepi hutan yang indah dan rumput yang hijau menciptakan mereka semakin senang. Anak sapi berlarian kesana kemari dan berloncat-loncatan dengan riangnya.

"Bu, saya mau jalan-jalan melihat sungai", Kata anak sapi.
Ibu sapi mentpendapat, "Boleh, akan tetapi kau harus hati-hati dan jangan jauh-jauh yaa mainnya!"
"Iya bu, ibu damai saja, saya tak akan main terlalu jauh."

Sapi muda kemudian berjalan ke tepian sungai, ia melihat ikan-ikan kecil yang berenang kesana-kemari beserta hewan dan makhluk hidup-binatang dan makhluk hidup kecil disekitaran sungai. Hatinya merasa bahagia dikala melihat katak yang berloncat-loncatan dari satu kerikil ke kerikil yang lain. Hingga tak terasa sapi muda ternyata sudah sangat jauh berjalan dan semakin jauh dari kedua orang tuanya.

Tiba-tiba di balik pepohonan ada bunyi meminta tolong.

"Tolong, tolong......!!"

Aih, ternyata knorma dan watak ia menuju ke bunyi itu ternyata seujung buaya sedang tertindih pohon besar sehingga ia tak sanggup bergerak.

"Tolong aku, tolong!" Buaya menjerit seperti sedang kesakitan.
"Kau kenapa pak buaya?" Tanya sapi sambil berjalan mendekati pak buaya.
"Aduh tolong saya sapi kecil yang baik, saya sudah seharian tertindih pohon besar ini."
"Siapa yang melaksanakan ini pak buaya?" Sapi muda bertanya seakan tak takut dengan pak buaya.
"Gara-gara topan kemarin, pohon ini jatuh menimpaku. sekarang, tolonglah saya sapi kecil yang baik hati..."
"Ahh, saya rasa saya tak bisa menolongmu." Kata sapi.
"Lho, kenapa kau tak bisa menolongku? kau niscaya berpengaruh mendorong pohon ini."
"Aku sih kuat, emm tapi...." Kata sapi
"Tapi kenapa?"

Sapi muda teringat akan perkataan ibunya dulu bahwa bangsa buaya sangat tidak bisa dipercaya. mereka suka menipu para mangsanya kemudian sehabis mangsanya tertipu ia kemudian memakannya mangsanya.

"Tidak, tidak. Aku tak akan menolongmu." kata sapi.
"kalau saya tolong saya khawatir nanti kau berbohong kemudian memangsaku."
"Jangan khawatir sapi, saya berjanji saya tak akan memangsamu..."

"Tidak, tidak. Aku tak percaya kata-katamu itu"
"Ohh, sapi yang baik hati, apakah kau tidak merasa kasihan kepadaku. Aku tersiksa begini selama seharian saya tak bisa makan dan minum."
"Tetapi kau itu hewan jahat" Kata sapi.

"Ohh sapi yang baik hati, itu kan dulu. Setelah saya tertindih begini, saya sadar bahwa saya memerlukan proteksi hewan dan makhluk hidup lain, maka kini saya bertobat dan tak akan memakan hewan dan makhluk hidup lain lagi kecuali hewan dan makhluk hidup itu sudah mati. Tolonglah saya sapi muda yang baik hati....."

Rayuan buaya sembari mengeluarkan air mata itu ternyata menciptakan sapi muda sedikit merasa iba kasihan kepadanya.

"Baiklah saya akan menolongmu pak buaya, tetapi kau harus berjanji supaya tidak berbohongakan ucapanmu tadi" Kata sapi.
"Aku kesepakatan dan saya tak akan berbohong ihwal perkataanku tadi" Kata pak buaya.

Lalu sapi muda itu berusaha keras untuk menolong pak buaya dengan mendorong pohon besar itu dengan sekuat tenaganya, karenanya bruk pohon umbang itu karenanya terlepas juga dari badan pak buaya.

namun begitu buaya terlepas ternyata pak buaya pribadi menggigit kaki anak sapi dengan gigi taringnya yang sangat tajam.

"Aduh, aduh... tolong...." Pekik sapi minta minta tolong sembari menahan sakit.
"Kenapa kau menggigit kakiku?" kata sapi.

"Loh saya kan sudah minta tolong kepadamu, bahwa saya sudah tidak makan dan minum selama seharian. Dan kini kau harus menolongku untuk membebaskan saya dari rasa haus dan lapar ini." Kata buaya.

"Dengan memakan dagingku?" kata sapi.
"Iya benar dengan memakan dagingmu." tpendapat pak buaya.
"Dasar buaya licik! tak tahu balas budi!"
"Sudahlah sapi muda yang bodoh, serahkan saja tubuhmu untuk saya makan!" Paksa pak buaya.
"Tidak, ini tidak adil!" teriak sapi.
"Lho ini kan sudah aturan rimba, siapa yang berpengaruh dialah yang menang."

"Tidak, saya tidak bisa mendapatkan ini." Sahut sapi
"Begini saja, kau boleh bertanya kepada apapun baik itu benda atau hewan dan makhluk hidup apa saja niscaya mereka membelaku." Kata buaya.

Kebetulan dikala itu ada tikar lapuk yang telah rusak hanyut disungai. Sapi pun menceritakan kejadiannya dan meminta pendapat tikar lapuk itu. Akan tetapi apa tpendapatannya?

"Pak buayalah yang benar, sudahlah sapi terimalah nasibmu. Aku juga mengalami hal tersebut. Knorma dan watak keadaan wujudku masih gres dipakai, saya selalu dikebersihankan knorma dan watak kotor tetapi sehabis saya lapuk dan rusak ibarat ini, saya dimenghilangkan begitu saja."

"Nah, benarkan apa kataku!" Sahut buaya.
"Tidak, kau salah. Tikar itu tak tahu dan tak mengerti ihwal insiden aslinya." Jawab sapi.
"Nah itu ada keranjang hanyut. saya akan menanyakan ini kepadanya." Kata sapi.

Tetapi knorma dan watak sapi menanyakan hal yang sama dengan yang ditanyakan kepada tikar, ternyata keranjang itu mentpendapat dengan tpendapatan yang sama ibarat tikar lapuk tadi. Tiba-tiba ada seujung angsa yang sedang berenang disungai, kemudian sapi pun meminta pendapat angsa itu.

Bebek mendengarkan tiruana kisah sapi dengan serius tetapi apa tpendapatannya.

"Kukira buaya benar, lantaran saya juga mengalami hal serupa denganmu sapi muda. Knorma dan watak saya masih muda dulu, saya selalu dirawat dan dimemberikan makan untuk bertelur. akan tetapi knorma dan watak saya sudah renta ibarat sekarang, saya mau disembelih lantaran insan mau memakanku. Tetapi untungnya saya bisa melarikan diri sebelum saya disembelih mereka."

"Hahaha, mau mengadu kemana lagi kau sapi? Sudahlah tiruana tpendapatan niscaya mendukungku lantaran memang saya yang benar."
"Tidak, dasar buaya licik. Kau salah..."

Knorma dan watak buaya jahat itu mau menggigit sapi, kebetulan kancil lewat dibelakang mereka. Buaya pun karenanya belum jadi memakan sapi. Dan dikala itu pula buaya pribadi yang menanyakan hal tersebut kepada kancil. Pak buaya yakin sekali bahwa tpendapatan kancil akan sama dengan yang lainnya. Sapi pun berhenti lantaran buaya memanggilnya.

"Ehmm... kalau saya diminta untuk menjadi hakim kalian berdua, sebaiknya saya harus tahu dari awal kisah kejadiannya!"
"Apakah kalian keberatan kalau kalian mereka ulang insiden ini dari awal?" Kata Kancil

"Tidak, kami tak keberatan!" Jawab sapi dan buaya bersamaan.
"Aku sangat bahagia sekali kalau menjadi hakim yang bisa menegakan keadilan!" Kata kancil

Akihirnya insiden itu diulang dari awal. Buaya pun kembali ketempatnya tiruanla dan sapi mengembalikan pohon yang roboh itu kepunggung buaya dan buaya tak bisa bergerak lagi.

"Benarkah kejadiannya ibarat ini?" Tanya kancil.
"Benar...." tpendapat sapi dan buaya serentak.
"Lalu sehabis ini, pak buaya berteriak meminta tolong dan saya pun mendekat. Lalu ia meminta tolong kepadaku untuk melepaskannya dari pohon besar yang menimpanya." Jelas sapi.
"Benar, memang begitu kejadiannya!" Sahut buaya

Lalu kancil mendekati sapi dan berbisik-bisik.
"Ayo cepat kita tinggalkan buaya ini, beliau itu jahat dan tak tahu balas budi. Ayo cepat kita tinggalkan beliau sendiri." Kancil mengajak sapi untuk meninggalkan buaya.

Sapi gres sadar inilah kesempatan beliau untuk bisa lolos dari buaya yang mau memangsanya. Mereka pun berlari meninggalkan buaya.

"Hey kalian mau kemana? bebaskan saya dulu dari pohon besar ini! ini tak adil saya tak bisa menerimanya! hey.... jangan lari dulu!" Buaya merintih meminta tolong.
"Makanya jadi hewan itu harus tahu balas budi!" Bentak sapi dan kancil bersamaan.

Lalu sapi dan kancil segera meninggalkan pak buaya yang sedang tertindih pohon itu dan mereka pun karenanya bebas dari ancaman itu.


Nah itu tadi teman cerita fabel dan dongeng binatang ihwal buaya yang tak tahu balas budi. Semoga bacaan ini sanggup memberi manfaat untuk anda dan bawah umur anda supaya menjadi ludang kecepeh cerdas lagi. Sampai jumpa dan tunggu cerita-cerita lainnya dari kami.
Advertisement

Iklan Sidebar